Sebelum Terbakar, Namira katakan Kepada Pacarnya ada Orang Bawa Parang dan Busur di Depan Rumah



Beberapa jam sebelum meninggal dunia akibat terjebak api dalam insiden kebakaran, Namira Ramadani (20) sempat mengirim pesan ke pacarnya, AK melalui aplikasi Whatsapp, Senin (6/8/2018) tepat pukul 00.22 Wita.

Saat ditemui di rumah korban, AK mengungkapkan kekasihnya yang juga merupakan salah satu korban kebakaran di Jalan Tinumbu lorong 166 B, mengiriminya pesan yang memberitahukan bahwa tepat pada pukul itu empat orang lelaki bersenjata tajam datang ke rumah kakeknya, Sanusi. Kedatangan mereka, mencari Fahri, korban lain yang juga sepupunya.

"Setengah satu dia nelepon bilang takut karena ada orang di luar bawa parang, badik, dengan busur," kata AK saat diwawancara, Selasa (7/8/2018).

Saat ditelepon seperti itu AK langsung memutuskan menuju rumah Namira. Namun tidak beberapa lama kemudian, Namira kembali meneleponnya bahwa kondisi sekitar rumahnya sudah aman.

AK sempat meminta Namira melakukan video call agar bisa menyaksikan empat orang yang datang membawa senjata tajam di rumahnya.

Namun, setelah melakukan video call ia tak bisa melihat keempat orang itu karena kaca rumah Namira berwarna hitam yang tidak bisa menampilkan orang yang berada di luar rumahnya lantaran gelap.

"Jadi saya tunggu sampai salat subuh. Saya pikir karena dia tidak menelepon lagi, keadaannya sudah aman," lanjut AK.

Namun AK tak dapat menahan air matanya ketika tepat pada pukul 05.30 wita, ia mendapat kabar jika kekasihnya itu sudah meninggal dunia terpanggang api. Namun sebelumnya, sekitar pukul 03.00 Wita, Namira menelepon kakak iparnya Nana, meminta pertolongan.

"Tolongka, tolongka, terjebakka api di sini. Dua kali ji memanggil," terang AK diiringi isak tangis.

AK masih mengingat, pada hari Minggu siang ia masih bertemu dengan Namira. Perlengkapan wisuda, sudah ia belikan termasuk sepatu dan boneka yang akan ia berikan kepada Namira di hari paling bahagianya itu. Namun AK harus menerima kenyataan pahit jika ia tidak bisa memenuhi impiannya bersama Namira.

"Sama-samaki di wisuda, sama-samaki kerja. Itu kata-kata terakhirnya," kata Namira kepada AK dalam suatu kesempatan.

Namira Ramadani pada tanggal 30 Juli 2018 lalu telah diyudisium program D3 di kampus Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Makassar. Ia diwisuda pada bulan September mendatang.

Namira tewas dilalap api bersama lima orang keluarganya, Sanusi dan Bondeng (kakek dan neneknya), Musdalifah (bibi), serta Fahri dan Hijas (sepupunya) pada Senin (6/8/2018) dini hari lalu.

BACA SUMBER :

Miris! Sebelum Meninggal Dikeroyok Bobotoh, Begini Postingan Terakhir Haringga

sumber: www.suratkabar.id  Sosok almarhum Haringga Sirila kini tengah menjadi sorotan. Kematiannya adalah bukti kebengisan oknum s...