TUBAN – Di usia senja 62 tahun, Sukadi masih harus menanggung hidup istri dan satu anaknya. Karena tidak mempunyai keahlian dan dalam kondisi tangan kiri stroke, warga Desa/Kecamatan Semanding ini memilih menghidupi keluarganya dengan mencuri pisang.
Pada aksi terakhirnya di Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Minggu (3/6) sekitar pukul 02.30, dia dipergoki sekelompok pemuda yang mabuk. Mereka inilah yang mengeroyok Sukadi hingga kritis. Sabtu (9/6) sekitar pukul 13.30, dia mengembuskan napas terakhir di RSUD dr R. Koesma Tuban.
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban menyebutkan, kejadian bermula dari keluhan warga Prunggahan Wetan yang kerap kehilangan pisang di pekarangan rumah maupun tegalnya. Sejumlah korban pencurian mulanya mencurigai kelompok pemuda yang sering mabuk hingga tengah malam. Dua di antaranya Onny Meuliade Rolando warga setempat dan Simadhe Setiyawan warga Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding.
Untuk mencari pelaku, sepekan terakhir mereka berjaga. Yang ditunggu pun datang. Minggu (3/6) dini hari, Onny dan Iwan, panggilan akrab Simadhe Setiyawan yang usai menenggak carnopen memergoki Sukadi mencuri pisang di kebun milik Jasmito, warga Prunggahan Wetan. Dalam kondisi mabuk carnopen, Onny dan Iwan mengejar Sukadi hingga akhirnya tertangkap.
Ketika tertangkap, Sukadi memohon ampunan kepada dua pemuda tersebut dan menyampaikan alasannya mencuri untuk menghidupi keluarganya. Tidak percaya dengan alasan pelaku, dua pemuda ini meminta Sukadi menunjukkan rumahnya. Belum sampai tiba di rumah Sukadi, Onny dan Iwan yang setengah sadar langsung menghajar Sukadi. Sukadi yang sebelumnya dalam kondisi stroke dan tangan kirinya tak bisa digerakkan, terkapar tak berdaya setelah dipukul dan diinjak-injak.
Kapolsek Semanding AKP Desis Susilo ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Berdasarkan keterangan Rohmat Wahyu, anak korban, dia bertahan hidup dengan memakan pisang dari hasil curian ayahnya. Ayahnya yang dalam kondisi stroke tidak punya pilihan lain selain mencuri. Sebagian hasil curian dia makan sendiri, selebihnya dijual di pasar. ‘’Kedua tersangka sudah ditahan di Mapolres Tuban,’’ kata Desis. Barang buktinya, sepeda motor matik milik korban dan standan pisang.
Dikonfirmasi wartawan koran ini, Kepala Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding Hari Winarko membenarkan warganya kerap mengeluhkan pisangnya di pekarangan rumah maupun tegalan hilang dicuri. ''Biasanya, pisang yang hilang itu yang sudah tua dan siap dipanen,'' kata dia.