Mantan petinju pelatnas Asian Games 2018, Valentinus Nahak, meninggal dunia pada Kamis (02/08/2018) karena sakit. Diduga, sakit penyakit yang dideritanya dipicu oleh kelelahan berlebihan saat bergabung di pelatnas. Diketahui, sejak 3 bulan terakhir almarhum menderita kanker kelenjar getah bening. Dia menutup usia di RS Sanglah, Denpasar, Bali pada Kamis (02/08/2018), pukul 20.00 WITA di umur yang masih relatif muda—22 tahun.
“Kita semua ikut berduka cita atas kepergian Valentinus. Indonesia kehilangan salah satu bibit potensial tinju,” ujar mantan petinju Olimpiade, Hendrik Simangunsong, yang sempat menangani Valentinus semasa pelatnas di Manado. Demikian seperti dikutip dari laporan Tempo.co, Jumat (03/08/2018).
Sebelumnya Nahak merupakan atlet tinju amatir Bali, yang mengikuti Pelantas untuk persiapan Asian Games 2018 di Manado.
Hendrik yang kini sudah tak lagi menjadi pelatih pelatnas tinju Asian Games, menyoroti faktor kelelahan berlebihan yang memicu penyakit Valentinus.
“Semasa di pelatnas, petinju digembleng latihan 8 jam sehari, 4 jam pagi dan 4 jam sore. Saat itu protes saya terhadap program latihan seperti itu tidak digubris, maka lebih baik saya mundur. Penyakit Valentinus saya pikir dipicu overtraining semasa pelatnas, dan terlambat ditangani dengan perawatan medis yang semestinya,” beber Hendrik memaparkan.
Menurut petinju yang tampil di Olimpiade Barcelona 1992 dan Atlanta 1996 serta juara Asia 1993 itu, sewajarnya porsi latihan petinju adalah 4 jam sehari, 2 jam pagi dan 2 jam sore namun dengan intensitas tinggi.
Valentinus Nahak mendapatkan bantuan pengobatan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga setelah foto mantan petinju pelatnas Asian Games 2018 dalam kondisi kurus kering menjadi viral di dunia maya. Namun takdir berkata lain, Valentinus menghadap Tuhan dalam upaya pengobatan pertama atas penyakitnya.
Kabar meninggalnya petinju asal Bali, Valentinus Nahak saat berjuang melawan penyakit kanker getah bening yang dideritanya ini dikonfirmasi oleh kakak Valentinus sendiri, Julio Bria, atlet peraih medali emas di SEA GAMES 2011. Mantan petinju Indonesia, Hendrik Simangunsong pun menuturkan jika Valentinus tutup usia usai menjalani satu kali proses kemoterapi.
“Saya dihubungi Julio Bria yang mengabarkan Stevanus sudah meninggal dunia,” tutur Hendrik saat dihubungi pers sebagaimana dikutip dari laporan Liputan6.com.
Atas kabar duka ini, pihak Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia) pun mengucapkan rasa belasungkawanya.
“Indonesia kehilangan salah satu petinju terbaik dengan meninggalnya Valentinus Nahak. Selamat jalan Valen, semangat olahragamu tidak akan pernah kami lupa.”
Kesedihan yang mendalam juga sempat dirasakan oleh Made Mulyawan Arya salah satu rekan terdekat almarhum.
Pria yang berstatus sebagai anggota DPRD Kota Denpasar ini menuliskan lewat Instagram Story-nya, “Selamat jalan adikku sayang. Cinta kasihmu selalu ada di dalam hati kami. Istirahatlah dengan tenang dan tanpa merasa kesakitan lagi di sisi-Nya.”
Sebelumnya Valentinus sempat menjadi sorotan publik atas perubahan drastis pada tubuhnya. Kondisi almarhum kian melemah akibat kanker getah bening yang dideritanya. Dari foto terakhirnya, almarhum tampak kontras dengan kondisi dia saat masih aktif di ring tinju.
Dilansir TribunWow.com dari Tribun-Bali.com, Valen sempat berpamitan kepada kakak iparnya, Rini Mulyani.
“Maaf, Mbak. Aku sudah gak kuat,” ucap Valentinus, sembari meminta keningnya dicium oleh Rini.
Pada Kamis pagi, kondisi Valen kian memburuk.
“Jantungnya sempat melemah pagi itu. Akhirnya setelah diperiksa, tim dokter membatalkan kemoterapi. Dan gak tahunya, Valen udah gak ada malamnya,” kisah Rini saat di Rumah Sakit Umum Sanglah Bali.